Jaga Hutan, Jaga Bumi Kita

Jumat, April 15, 2022

Halo manteman semua. Pada udah tahu belum kalau setiap tanggal 22 April itu diperingati sebagai Hari Bumi? Hari Bumi ini ada untuk mengingatkan kita agar selalu peduli terhadap lingkungan, terhadap bumi kita tercinta ini. Meski Hari Bumi baru akan diperingati jelang akhir bulan April, tapi tanggal 8 April 2022 lalu, aku berkesempatan join di Online Gathering Eco Blogger Squad 2022 yang pertama. Yup, senang banget aku bisa dapet kesempatan menjadi bagian dari #EcoBloggerSquad 2022 dan belajar bareng secara online tentang Peran Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim.
Eits... Jangan di-skip dulu tulisan aku karena ngerasa berat bahasannya. Please... Please... Pretty please... Aku yakin ini penting banget dan bermanfaat buat kita semua, juga buat anak cucu kelak. Kita belajar bareng ya.


Kalian enggak mau kan terus menerus membiarkan bumi ini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan? Apa kalian enggak mau tinggal di bumi yang sehat? Sebentar... Mungkin ada diantara kalian yang bertanya-tanya, memang kondisi bumi saat ini kayak gimana sih kok sampai se-mengkhawatirkan itu?
Coba deh rasakan perubahan iklim yang cukup ekstrem belakangan ini. Cuaca yang sering enggak menentu, kadang hujan lebat, kadang panas terus-terusan. Rasanya enggak nyaman kan? Itu salah satu efek dari perubahan iklim. Perubahan iklim bisa didefinisikan sebagai reaksi ekstrem fenomena cuaca yang menciptakan dampak negatif pada sumber daya pertanian, sumber daya air, kesehatan manusia, penipisan lapisan ozon, vegetasi dan tanah, yang menyebabkan dua kali lipat dari konsentrasi karbon dioksida dalam ekosistem. - United States Global Climate Change Programme.


Perubahan Iklim Menjadi Dampak dari Krisis Iklim

Memang apa sih penyebab perubahan iklim itu? Berdasarkan dari sumber Global GHG Emissions by Economic Sector, EPA 2014 dan sumber YUNGA Climate Change Challenge Badge, penyebab perubahan iklim dipengaruhi oleh banyak hal terutama aktivitas manusia seperti dari bangunan, karbon dari pabrik-pabrik industri, penggunaan transportasi, listrik, peralatan elektronik dan pemanas, pertambangan, peternakan dengan hewan ternak penghasil metana hingga hutan.



Hutan? Lho hutan kok bisa jadi salah satu penyebab perubahan iklim? Bukannya hutan tempat yang adem, sejuk, asri dan banyak tumbuhan? Bukankah hutan mampu menyerap banyak karbon dioksida serta memproduksi oksigen? Betul. Tapi sayangnya, saat ini banyak hutan di dunia dan juga di Indonesia yang luasnya terus menurun akibat laju deforestasi (hilangnya hutan) yang tinggi, dekomposisi gambut dan kebakaran lahan gambut. Dari kebakaran hutan ini menjadi salah satu penyumbang emisi gas karbon terbesar, sehingga bumi mengalami pemanasan global.
 

Dan apakah kalian tahu kalau ternyata Indonesia sudah menjadi salah satu negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia (sumber : WRI Indonesia)
Wah sedih ya dengernya. Akupun baru tahu setelah Kak Salma dari Madani Berkelanjutan memaparkan fakta-fakta ini di acara Online Gathering Eco Blogger Squad 2022 tempo hari.  

Lebih lanjut lagi Kak Salma menjelaskan tentang fenomena-fenomena yang terjadi karena perubahan iklim global. Beberapa bencana alam yang terjadi di beberapa negara mulai dari kekeringan, kebakaran hutan, banjir bandang serta gelombang panas. 


Tahun 2019-2020, di Siberia yang merupakan 
tempat terdingin di bumi dengan suhu paling dinginnya adalah -40 derajat Celcius dilanda musim panas hingga menyebabkan kebakaran hutan. Kalau dipikir agak enggak masuk akal kan mengingat di sana adalah tempat terdingin, masa sih bisa sampai dilanda musim panas sampai terjadi kebakaran hutan. Tapi itulah fakta yang terjadi.

Lain halnya di Texas, yang bisa disebut daerah panas. Pada tahun 2021, mengalami kebekuan dengan suhu sampai -28 derajat Celcius. Cuaca dingin yang ekstrem itu menyebabkan krisis air dan pangan, sehingga menjadi bencana terbesar di Texas.

Banjir Bandang juga terjadi di negara China di tahun 2021 dan juga di Indonesia tepatnya di Kalimantan Selatan. Enggak cuma di Kalimantan Selatan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, bahkan Papua pun mengalami banjir besar. Negara-negara di Eropa pun tak luput dari banjir bandang seperti Jerman, Luksemburg dan Belgia.

Lumayan kaget dan ngeri sih lihat fakta-fakta yang terjadi. Kalau kata anak jaman sekarang sih TBL, TBL, TBL….. alias Takut Banget Loooch! Enggak mungkin sih kalau enggak takut. Aku sih takut. Bukan enggak mungkin di tahun 2025 nanti pulau-pulau akan tenggelam. Huhu seram ya jangan sampai. 

Peran Hutan dan Mitigasi Perubahan Iklim

Bersyukur banget Indonesia kaya akan hutan. Menurut penjelasan dari Kak Tian selaku Manager Program Hutan Itu Indonesia (HII), hutan di Indonesia luasnya 95-an juta hektar atau sekitar 3x luas negara Malaysia dan juga sekaligus menjadi 1% dari luas dunia, makanya disebut Zamrud Khatulistiwa atau paru-paru dunia. 1/2 daratan negara kita itu area lahan berhutan lho. Berkah banget, kan.
sumber : pixabay

Hutan bukan cuma sekadar tempat healing yang adem, perannya lebih dari pada itu. Hutan menjadi sumber air, hutan mampu menyerap banyak karbon dioksida serta memproduksi oksigen, penghilang polutan, mencegah kekeringan, mencegah banjir dan longsor, melengkapi kebutuhan kita dengan hasil hutannya seperti buah-buahan, tanaman hias, obat, getah, minyak atsiri, rotan, hasil hewan, dll.

Hutan Indonesia menjadi habitat 10% jenis flora, 12% jenis mamalia, hingga 17% jenis burung. Selain itu hutan Indonesia merupakan pemilik cadangan karbon terbesar yaitu sekitar 75% - 80% dari total stok karbon dunia. Hutan gambut menyimpan 67%, hutan tropis 30% dan mangrove/bakau memberi kontribusi 3%. Hutan berperan penting dalam solusi krisis iklim, termasuk pencegahan (mitigasi) dampak buruknya.




Sadar enggak sih, sebagai manusia kita tuh punya kewajiban untuk turut menjaga lestarinya hutan. Bukan cuma tugas dari orang-orang yang kebetulan berkaitan erat dengan hutan dan lingkungan semata. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga hutan.
Jika kita belum bisa berkontribusi secara besar, kita bisa mulai dari hal-hal kecil dan sederhana, karena aku percaya hal sekecil apapun juga bisa ikut andil dalam menjaga bumi kita.

Mari Jaga Bumi, Karena Bumi Kita Cuma Satu

Menyelamatkan bumi berarti juga menyelamatkan manusia. Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk turut serta menjaga bumi terkait peran hutan antara lain :
1. Menanam Tanaman/Pohon
Kita bisa mulai dari menanam tanaman dengan menggunakan pot atau menanam pohon jika kita punya cukup lahan. Lebih bagus lagi kalau jumlahnya banyak.
sumber : pixabay

2. Adopsi Donasi Hutan/Pohon
Mungkin sebagian dari kita enggak punya cukup lahan untuk menanam pohon, ada cara lain yang bisa kita lakukan yaitu dengan melakukan aktivitas adopsi donasi hutan/pohon. Aktivitas adopsi donasi hutan/pohon merupakan salah satu cara ikut menjaga dan mengelola hutan/pohon dengan cara berdonasi ke lembaga-lembaga pengelolaan hutan. Ada banyak campaign yang bisa kita lakukan terkait adopsi donasi hutan/pohon, salah satunya melalui hutanitu.id/donasi

3. Membeli produk-produk lokal yang ramah lingkungan dan ramah sosial
Dengan membeli produk lokal kita sudah berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dari produk impor, mengembangkan produk dengan kearifan lokal sekaligus bukti kecintaan kita kepada negeri, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan juga bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Dampak positifnya banyak.

4. Teruslah Bercerita tentang Hutan dan Jangan Berhenti Sharing
Percaya atau tidak, bercerita dan berbagi informasi bisa memiliki efek terhadap pendengarnya, tentunya dengan cerita yang baik, positif serta dengan sumber yang kredibel, bukan cerita hoax. Kita bisa bercerita dan berbagi informasi mengenai hutan lewat media apapun, baik secara langsung ataupun sosial media. Kita bisa berbsagi fakta tentang lingkungan dan hutan, mengajak orang terdekat untuk menanam pohon, atau ikut berdonasi pohon, mengajak orang terdekat untuk melakukan aksi iklim dan melawan krisis iklim.
sumber : pixabay

5. Konsisten Melakukan Aksi Iklim
Masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita lakukan demi menjaga bumi dan melawan krisis iklim seperti mengurangi pemakaian plastik, melakukan reduce reuse recycle, say no to fast fashion, memaksimalkan sisa makanan, bijak dalam pemakaian energi, buy what you need & choose wisely, decluttering, dll.

6. Kenali dan Dukung Aksi Perlindungan Lingkungan
Jadilah orang yang penasaran akan suatu hal yang baik dan positif. Terus kenali dan juga dukung. Ada banyak banget aksi perlindungan lingkungan demi menjaga bumi di sekitar kita. Kita bisa ikut serta, ikut bantu, ikut dukung, ikut kolaborasi, ikut beraksi sesuai dengan kemampuan dan juga keahlia masing-masing.
sumber : dreamstime

7. Tolak Kebijakan yang Berbahaya Untuk Lingkungan
Jangan pernah takut berkata tidak dan beranikanlah untuk menolak kalau kebijakan itu dirasa berbahaya untuk lingkungan dan bumi kita.
ilustrasi : shutterstock
Seharusnya enggak sulit bukan untuk kita semua peduli terhadap masa depan bumi. Aku sadar diri sih kalo belum bisa melakukan hal-hal luar biasa untuk berkontribusi mencegah dampak buruk krisis iklim, tapi aku dan manteman semua masih bisa kok mulai dari hal-hal kecil.
Gimana, setuju kan kita sama-sama selamatkan masa depan bumi? Ingat, menyelamatkan bumi berarti menyelamatkan keberadaan manusia demi anak cucu kelak. Yuk bisa yukkkk bareng-bareng!

You Might Also Like

0 comment

Like on Facebook Page

Part Of

Jakarta Beauty Blogger Blogger Perempuan Indonesian Female Bloggers DASY.mal Warung Blogger Mama Daring